Secangkir susu dan sepotong cokelat
Matahari itu sayup seolah enggan
bersinar. Lain halnya dengan suara ayam yang selalu ricuh di mana induk ayam
saling berbagi makanan dengan anaknya. Sungguh, pagi itu tetap saja tampak
indah . Ayah sudah berangkat kerja bu?. ‘’Tanya Renata yang baru saja bangun
tidur’’. Sudah.., kamu ini lo gadis kog bangunnya siang, mbok ya bangun pagi
bantuin ibumu ini masak wong biasanya juga bantuin. Badanku kurang enak bu,
tadi malam ndak bisa tidur, hem...entahlah bu kog aku sekarang kurang
semangat. Sudah....sudah pasti gara-gara
pacar, iya to? Mbok ya kamu itu ndak usah maksa diri begitu. Kalau memang Dimas
udah ndak cocok sama kamu buat apa dipertahankan? Ibu juga pernah muda nak....,
tapi ibu tahu lelaki mana yang bisa dipertahankan dan lelaki mana yang tidak
bisa dipertahankan. coba kamu belajar dari ibumu, dulu sewaktu ayahmu mendekati
ibu banyak sekali pengorbanan yang ayahmu lakukan. Tidak mudah juga mendapatkan
hati ibu, karena ibu tidak ingin hidup ini sia-sia hanya karena teman dekat,
pacar, atau apa lah yang ndak jelas gitu. Tapi ayahmu luar biasa ketulusannya
bisa dipercaya, sedikit pun tidak pernah menyakiti hati ibu. Sebab itu lah ibu
mau diajak ayahmu menikah. Masa depanmu masih panjang ndok...manfaatkanlah
waktu sebaik-baiknya, lakukan yang penting yang ndak penting buang saja
percumah .Coba lihat kedua bola matamu, merah, sembab buat apa pacar ndak bener
ditangisi?, kamu itu lo ndok... kudu diberi motivasi, ndak usahlah punya pacar,
lebih baik punya teman-teman yang banyak tapi yang baik-baik, apa ndak gaul
kalau ndak punya pacar? Hem...heran memang anak zaman sekarang, ‘’ ibu Renata
menggerutu’’. Ibu Renata selalu memberi nasehat dengan bijak, karena tidak
ingin anak satu-satunya itu tergaggu hidupnya hanya karena Dimas. Dari dulu
ibunya memang tidak pernah menyetujui jika Dimas berpacaran dengan anak
putrinya. Renata hanya termenung, menunggu jawaban yang terombang-ambing dalam
benaknya, seolah-olah dia bingung mau kemana menghilangkan beban fikiran yang
tidak tentu arah itu. Bayang-bayang Dimas selalu saja mengahantuinya, masih
tampak jelas sekali kejadian waktu itu di saat Renata mengetahui Dimas masih
saja menjalin hubungan dengan mantan kaksihnya. Ya Gusti......beri petunjuk
atas apa yang menjadi beban fikiranku saat ini, beri kemudahan, beri jalan ke
luar sungguh, sudah tidak sanggup lagi aku mempertahankan cinta ini, “Renata
berdo’a sambil meneteskan air matanya’’.
Sebuah keajaiban
memang bisa datang kapan saja, pagi, siang, sore, malam bahkan dalam
hitungan jam pun tidak dapat dipastikan kedatangnnya. Entah ada angin apa
tiba-tiba Zaki datang membawa keajaiban yang tidak pernah diduga oleh Renata.
Zaki tidak rela jika sahabatnya itu selalu sedih hanya karena sesuatu hal yang
tidak penting dan menjenuhkan itu. Bagi Zaki membuat Renata semangat dan selalu
ceria itu hal yang istimewa karena sebagai sahabat dalam suka dan duka harus
selalu dirasakan bersama. Sebuah
restoran romantis ke dua sahabat itu saling bercanda. sepertinya Renata kini
bisa malalui hari-harinya dengan penuh semangat, berkat Zaki sahabatnya yang
pandai sekali menghiburnya di saat Renata ada masalah. Secangkir susu ini
semanis senyummu Renata...., “goda Zaki kapada Renata”. Coba kamu lihat, dengan
tatapan yang serius dan penuh kelembutan diambilnya sepotong cokelat lalu
dimasukkan ke dalam secangkir susu tadi. Apa maksudmu ini Zaki? tanya Renata
serba bingung melihat sahabatnya itu selalu saja banyak ide”. Sepotong cokelat yang meleleh dalam
secangkir susu ini akan labih manis jika ke duanya tercampur, rasa manisnya pun
takkan terlalu terasa pekat namun terasa sempurna. maksdunya apa sih
Zaki....aku jadi bingung deh. Renata sedikit memahami sepertinya ada yang tidak
beres dengan sahabatnya itu. Renata memang merasa damai dan nyaman ketika
sedang berdua dengan Zaki begitu juga Zaki tidak rela rasanya bila Renata harus
tetap mempertahankan hubungannya dengan Dimas. Digenggamnya erat-erat tangan
Renata kemudian dengan seriusnya Zaki mengatakan bahwa ungkapan tadi mewakili
isi hatinya kepada Renata. “Sesungguhnya, disaat rasa bahagiamu bersamaku
akan menjadi satu menjadi sebuah rasa
yang sempurna bukan terlalu terasa pekat namun terasa sempurna”,
passssss......!! kamu maksud kan Renata? Aku
ingin kita menjadi satu, menjadi sebuah rasa yang sempurna aku ingin kau mampu
jalani bersamaku dan bahagia bersamaku. Renata kemudian mengangguk dan
membalas senyum tulus Zaki. Ini cintaku datang, karena aku tahu bukankah kau
selama ini mencintaiku bukan? Kata Zaki sambil mengerlipkan matanya.
Tampak jelas sudah kebusukan Dimas,
semakin hari semakin menyakitkan. Banyak bukti-bukti yang bisa dijadikan
sebagai penguat alasan Renata memutuskan Dimas. Renata berharap Dimas tidak
lagi mempengaruhi Renata untuk tetap mempertahankan hubungan itu. Renata begitu
putus dengan Dimas dia akan merasa hidup yang begitu sempurna karena Zaki telah
menjadi kekasihnya, sebagai pengganti Dimas. Akhirnya pun di suatu tempat
Renata mengajak Dimas untuk bertemu dan ternyata Dimas pun mengakui
kesalahannya. Meskipun Dimas sudah diputuskan, tetap saja tidak terima dan
tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Renata. Dimas tidak pernah mengakui
kalau dia masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya. Renata sudah
memutuskan hal itu, dan memang sudah berjanji tak ingin kembali atau bahkan
memafkan kesalahan Dimas. Cukup sampi di sini Dimas.....selamat tinggal,
“ucapan terakhir Renata kepada Dimas”.
Semakin hari Renata tampak semakin
ceria, bagitu juga dengan Zaki merasa bahagia dan memuji Renata bahwa Renata
wanita yang hebat dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam menghadapi
sifat kerasnya Dimas. Bagaimana hari-harimu saat ini Renata??”tanya Zaki dengan
nada yang lembut”. Sambil digenggamnya ke dua tangan Zaki kemudian Renata
membisikkan “Sungguh.....kau hadir menjadikan hidupku lebih berwarna, terima
kasih sayang’’. Zaki hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Terimakasih juga
Renata...ini sudah menjadi takdir. Nanti malam aku ingin mengajakkmu jalan ke
taman di mana kita pernah bermain di sana semasa kecil dulu. Aku bersyukur dan
bangga Zaki, aku mengenalmu bukan hanya saat ini saja namun, sewaktu kecil kita
sudah menjadi seorang sahabat yang saling setia bukan? em..iya, itu benar
sayang.
Wah....wah..., kog setiap hari
sumringah terus, ada apa to ndok? Ibu heran sama kamu, penasaran juga ibu mbok
cerita wong biasanya curhat. Ibu Renata ternyata memperhatikan sifat Renata
akhir-akhir ini yang tidak seperti biasanya. Diceritakan semua masalah-masalah
yang sudah dihadapinya, dari dia bisa memutuskan Dimas sampai dia jadian dengan
Zaki. Ibu Renata hanya tersenyum dan sepertinya memang setuju anak putri
satu-satunya berteman dekat dengan Zaki. Ingat ndok...., kalau sedang bahagia
jangan terlalu bahagia, kalau sedih juga jangan terlalu sedih sekarang jalani saja
dengan Zaki mudah-mudahan hari-harimu selalu ceria. Ibu kan juga suka lihatnya,
ya ndok? Makasih ibu..,
Malam yang dijanjikan Zaki untuk
bertemu dengan Renata di sebuah taman tidak jauh dari rumahnya. Taman yang
indah dengan bunga-bunga yang tersusun rapi mereka saling bercanda dan ingin
menghabiskan waktu hingga tiada ujung bersama Zaki. Di taman itu lah Zaki
melihat Renata tampak lebih cantik, manis senyum Renata yang memang tidak bisa
dilupakan. Banyak sudah ungkapan-ungkapan bahagia dan syukur kepada Zaki. Namun
Zaki hanya terdiam dan tidak seperti biasanya. Zaki...apa kamu bisa merasakan
apa yang aku rasakan?saat ini, kemarin, bahkan setiap aku ada didekatmu..? aku
ingin bahagia hanya bersamamu Zaki. Ternyata rembulan yang bersinar perlahan
meredup karena tertutup awan yang begitu tebal. Taman yang indah itu menjadi
gelap, kerlip lampu pun tak mampu menghiasi gelapnya taman malam itu. Zaki....,
kenapa kamu diam saja?kamu jahat Zaki.., dipukul-pukulnya pundak Zaki dengan
rengekan manjanya Rena. Kemudian Zaki menatap mata Rena dengan penuh kasih.
Semakin penasaran Rena sebenarnya apa yang akan dikatakan Zaki sehingga diam
saja dari tadi. Rena...apa kamu benar-benar bahagia setelah Dimas tidak lagi
bersamamu? dan bahagiakah karena saat ini kamu bersamaku??. Aduh...Zaki
sayang.., sebenarnya kurang apa lagi rasa bahagiaku ini akan kutunjukkan
kapadamu biar kamu percaya, dari tadi kan aku sudah bilang. Bolehkah aku
berkata jujur padamu cantik? Boleh kah aku menjelaskan semua apa yang
sebenarnya kurasakan?. Dengan lembut kemudian Rena mengusap pipi Zaki.
Bicaralah...aku akan siap mendengarkanmu, apa pun itu. Aku...aku.., selama ini
aku, hufthhhhh...!! maaf Renata aku tidak sanggup menjelaskan semuanya. Aku
takut kamu akan terluka. Zaki...percaya padaku, jika semua ini demi kebaikan
kita dan aku yakin aku tidak akan terluka, karena aku yakin kamu akan tetap
mencintai dan selalu bersamaku. Cukup Renata...! aku tak sanggup jika kamu
selalu berkata seperti itu, aku tak sanggup mendengarkannya. Lalu apa yang salah
pada diriku Zaki? apa yang salah, lalu apa yang akan membuatku terluka? dengan
cara apa memangnya kamu akan melaukaiku??katakan Zaki...katakan., “dengan rasa
cemas Renata melihat Zaki seperti itu”.
Cinta memang indah bagi yang
merasakan dan menikmati keindahan cinta itu, seperti halnya cinta Renata kepada Zaki dan rasa sayang Zaki
terhadap Renata. Namun apa yang dirasakan dan diharapkan Renata tidak sesuai.
Taman indah yang kemudian meredup karena awan semakin menebal membuat suasana
menjadi hening, fikiran Renata pun jadi serba salah apa lagi Zaki yang tidak
mampu mengatakan sesuatu kapada Renata. Keberanian dan keyakinan Zaki akhirnya
mampu membukakan mulutnya dan kembali lagi menatap Renata. Dengan kata yang
begitu singkat akhirnya Zaki mangatakan kepada Renata, “ lupakan aku ini yang
terbaik’’. Setelah Zaki berkata seperti itu kemudian Renata menangis gemetar
seluruh raganya bahkan untuk berkata pun terbata-bata. Zaki....apa yang
menyebabkan kamu bicara seperti ini, tolong Zaki beri aku penjelasan..!, Zaki
hanya bisa berkata, “Renata ini semua rencanaku dari awal” ini sudah
kurencanakan agar kamu menjadi wanita yang tegas untuk memutuskan Dimas,
bukankah kamu bahagia setelah pergi dari kahidupan Dimas? Renata.., percaya
padaku semua ini kulakukan demi kebaikannmu, aku tidak ingin sahabat sepertimu
terluka olehnya. Tapi caramu ini lebih menyakitkan aku Zaki....!!,kalau memang
bagini jadinya mengapa kamu harus mambawaku terbang melayang bersama cinta dan
bahagia yang kurasakan selama denganmu???, ingatkah kau Zaki, secangkir susu
dengan sepotong cokelat di malam itu?kau katakan itu bagian dari isi hatimu,
kau suguhkan rasa cinta, kasih, sayang hingga kubahagia menerimamu lalu kini,
setelah kau mengajakku terbang kau jatuhkan aku,. Sakit....Zaki...ini lebih sakit..!
“dengan nada marah, sedih, Renata katakan itu semua”. Kau boleh membenciku
Renata....jika itu yang yang terbaik aku siap bahkan kau tak memaafkanku pun
aku siap menerima, karena bagiku ini yang terbaik untukmu. Tabahkan hatimu
Renata, aku yakin kamu kuat hadapi ini maafkan diriku, “sambil mengecup kening
Renata”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar